Rabu, 25 Agustus 2010

Belajar Bahasa Jepang Bagi Pemula

Kalimat Positif Sederhana

Pada bagian ini kita akan belajar bagaimana membuat kalimat sederhana (positif) dalam bahasa Jepang. Pola yang digunakan untuk membuat kalimat tersebut adalah, "KB1 wa KB2 desu" Untuk lebih jelas silakan anda simak beberapa contoh berikut ini:

Contoh Kalimat:
Saya ____. : Watashi wa _____desu.
わたしは__です。
Saya Arif. : Watashi wa Arif desu.
わたしはアリフです。
Saya Yamada. : Watashi wa Yamada desu.
わたしはやまだです。
Orang ___. : ___ jin desu.
__じんです。
Saya orang Indonesia. : Watashi wa Indonesia-jin desu.
わたしはインドネシアじんです。
Yamada orang Jepang. : Yamada san wa Nihon-jin desu.
やまださんはにほんじんです。


Penjelasan:
• Partikel “wa” tidak mempunyai arti dalam bahasa Indonesia namun berfungsi sebagai penanda subjek, artinya kata sebelum wa merupakan topik yang dibicarakan.

• Sementara desu menjadi penanda berakhirnya kalimat. Desu selalu ada pada kalimat formal, dan memberi nuansa "santun" pada kalimat. Desu juga tidak dapat diartikan dalam bahasa Indonesia.


Contoh Lain:

• Ano hito wa Dea san desu. : Orang itu Dea.
あのひとはデアさんです。
• Dea san wa daigakusei desu. : Dea (seorang) mahasiswa.
デアさんはだいがくせいです。
• Brian san wa Kanada-jin desu. : Brian orang Kanada.
ブリアンさんはカナダじんです。

Kosakata:

• Watashi : わたし
• ~Jin : ~じん
• Indonesia-jin : インドネシアじん
• Ano hito : あの人
• ~ san : ~さん
• Daigakusei : だいがくせい
• Nihon : にほん
• Kanada : カナダ

Selasa, 17 Agustus 2010

Belajar Setting VLAN

VLAN = Virtual Local Area Network
VLAN berguna untuk membagi broadcast domain, membagi berdasarkan job function atau departements tanpa memperhatikan lokasi dari si user dan di Setiap berbeda VLAN itu mempunyai traffic masing2.

Misalkan :

Di suatu gedung ada 3 tingkat, di gedung tersebut mempunyai banyak departemen (keuangan, produksi, IT, Penjualan dan HRD)
keuangan = 10 user
produksi = 10 user
penjualan = 4 user
HRD = 5 user
IT = 3 user
Vlan yg kita create adalah VLAN 10 = keuangan, VLAN 20 = produksi, VLAN 30 = penjualan, VLAN 40 = HRD dan VLAN 50 = IT
Maka disetiap VLAN yg kita create.. mereka mempunyai traffic masing2 dan tidak akan terkirim ke traffic vlan lain (1 VLAN = 1 broadcast domain). Jadi security dan keamanan or privacy data dari masing2 bagian bisa tetap terjaga.

VLAN itu biasanya digunakan karena keterbatasan dari interface router yg sedikit, dan kebutuhan dari user harus terpenuhi (dari 5 departemen di atas = 36 user) sedangkan interface ethernet pada router hanya terdapat 1 atau 2 ethernet saja (port ethernet pada router bisa ditambahkan dengan membeli modul tambahan berupa hardware tentunya). Oleh karena itu dibutuhkan suatu device lagi untuk memenuhi kebutuhan dari 5 departemen tersebut, device tersebut berupa switch manageable (intinya switch tersebut bisa dikonfigurasi dech) dan biasanya switch itu mempunyai port 8 s/d 24 port, nah.. berarti kebutuhan dari dari 5 departemen diatas sudah bisa tercukupi dong.. (1 masalah selesai) tp.. *ada tapinya neh*, bila di setiap VLAN ingin saling berkomunikasi.. kita tetap membutuhkan router utk komunikasi antar VLANnya "Sama aja dong Om.. beli router2 juga akhirnya :( " tp kan kita cmn butuh 1 router utk 3 lantai (5 departement) tersebut.. So, lebih irit kan!!! Btw, Are you still with me?? anonymouse said : "ghozali banyak ngemeng neh… dah langsung ke studi case aja dech, biar gw yang bacanya juga nggak puyeng duluan.." Hihihi.. :D . Ok dech om.. kita langsung ke studi case aja yah. ghozali : *sambil geplak jidad*
Studi case :

Studi casenya saya ambil dari Misalkan diatas, tetapi saya menambahkan dengan penjelasan2 utk membantu memahami dari kasus yg saya akan jelaskan dan hal2 yang lainnya agar lebih kompleks. Dan pastinya ini akan menjadi tutorial yang sangat panjang. Please be focus!!!

Di suatu gedung ada 3 tingkat, di gedung tersebut mempunyai banyak departemen (keuangan, produksi, IT, Penjualan dan HRD)
keuangan = 10 user (5 user di lt. 1 dan 5 user di lt. 2 )
produksi = 10 user (5 user di lt. 1 dan 5 user di lt. 2)
penjualan = 8 user (4 user di lt. 2 dan 4 user di lt. 3)
HRD = 5 user (5 user di lt. 2)
IT = 3 user (3 user di lt. 3)
Vlan yg kita create adalah VLAN 10 = keuangan, VLAN 20 = produksi, VLAN 30 = penjualan, VLAN 40 = HRD dan VLAN IT = 50
Dengan kebutuhan seperti diatas maka kita membutuhkan 3 switch manageable dan 1 router. Topologinya seperti ini:



O iya, sebelumnya pada setting VLAN kali ini saya tidak banyak otak-atik di VTP dan Port Securitynya. InsyaALLAH klo ada waktu akan saya menjelaskannya juga ttg VTP dan Port Security di lain waktu. Ayo kita mulai konfigurasi router dan switchnya…!!!

-=-=-= Switch =-=-=-
Pada Switch yang harus kita lakukan adalah sbb:
1. Create VLAN
2. Set port Trunk + Assign port utk trunk + set encapsulationnya
3. Assign port untuk setiap VLAN
4. Set port Access
Standarisasi nama PC client V_1.2.3
V = VLAN
1 = VLAN ID
2 = Lantai gedung
3 = Urutan di setiap lantai dan VLAN ID
Standarisasi IP Address pada setiap VLAN
VLAN 10
NETWORK = 192.168.1.0/24
GATEWAY = 192.168.1.1
VLAN 20
NETWORK = 192.168.2.0/24
GATEWAY = 192.168.2.1
VLAN 30
NETWORK = 192.168.3.0/24
GATEWAY = 192.168.3.1
VLAN 40
NETWORK = 192.168.4.0/24
GATEWAY = 192.168.4.1
VLAN 50
NETWORK = 192.168.5.0/24
GATEWAY = 192.168.5.1

Standarisasi Switch_Lt1
Create VLAN 10
Create VLAN 20
fastethernet 0/12 dipakai buat trunk ke Switch_Lt2
fastethernet 0/1 dipakai untuk PC V_10.1.1
fastethernet 0/2 dipakai untuk PC V_10.1.2
fastethernet 0/3 dipakai untuk PC V_20.1.1
fastethernet 0/4 dipakai untuk PC V_20.1.2
Standarisasi Switch_Lt2
Create VLAN 10
Create VLAN 20
Create VLAN 30
Create VLAN 40
fastethernet 0/10 dipakai buat trunk ke Rtr_VLAN
fastethernet 0/11 dipakai buat trunk ke Switch_Lt3
fastethernet 0/12 dipakai buat trunk ke Switch_Lt1
fastethernet 0/1 dipakai untuk V_10.2.1
fastethernet 0/2 dipakai untuk V_10.2.2
fastethernet 0/3 dipakai untuk V_20.2.1
fastethernet 0/4 dipakai untuk V_20.2.2
fastethernet 0/5 dipakai untuk V_30.2.1
fastethernet 0/6 dipakai untuk V_30.2.2
fastethernet 0/7 dipakai untuk V_40.2.1
fastethernet 0/8 dipakai untuk V_40.2.2

Standarisasi Switch_Lt3
Create VLAN 30
Create VLAN 50
fastethernet 0/11 dipakai buat trunk ke Switch_Lt2
fastethernet 0/1 dipakai untuk V_30.3.1
fastethernet 0/2 dipakai untuk V_30.3.2
fastethernet 0/3 dipakai untuk V_50.3.1
fastethernet 0/4 dipakai untuk V_50.3.2

Switch_Lt1:

Switch_Lt1# vlan database
Switch_Lt1(vlan)# vlan 10 name keuangan ==> create vlan 10 dengan nama keuangan
Switch_Lt1(vlan)# vlan 20 name produksi
Switch_Lt1(vlan)# exit
Switch_Lt1# config terminal
Switch_Lt1(config)# interface fastethernet 0/12
Switch_Lt1(config-if)# switchport mode trunk
Switch_Lt1(config-if)# switchport trunk encapsulation dot1q
Switch_Lt1(config-if)# exit
Switch_Lt1(config)# interface fastethernet 0/1
Switch_Lt1(config-if)# switchport mode access
Switch_Lt1(config-if)# switchport access vlan 10 ==> 10 = VLAN yang kita assignkan di port fastethernet 0/1
Switch_Lt1(config)# interface fastethernet 0/2
Switch_Lt1(config-if)# switchport mode access
Switch_Lt1(config-if)# switchport access vlan 10
Switch_Lt1(config)# interface fastethernet 0/3
Switch_Lt1(config-if)# switchport mode access
Switch_Lt1(config-if)# switchport access vlan 20
Switch_Lt1(config)# interface fastethernet 0/4
Switch_Lt1(config-if)# switchport mode access
Switch_Lt1(config-if)# switchport access vlan 20
Switch_Lt1# copy running-config startup-config

Switch_Lt2:

Switch_Lt2# vlan database
Switch_Lt2(vlan)# vlan 10 name keuangan
Switch_Lt2(vlan)# vlan 20 name produksi
Switch_Lt2(vlan)# vlan 30 name penjualan
Switch_Lt2(vlan)# vlan 40 name HRD
Switch_Lt2# config terminal
Switch_Lt2(config)# interface fastethernet 0/12
Switch_Lt2(config-if)# switchport mode trunk
Switch_Lt2(config-if)# switchport trunk encapsulation dot1q
Switch_Lt2(config)# interface fastethernet 0/11
Switch_Lt2(config-if)# switchport mode trunk
Switch_Lt2(config-if)# switchport trunk encapsulation dot1q
Switch_Lt2(config)# interface fastethernet 0/10
Switch_Lt2(config-if)# switchport mode trunk
Switch_Lt2(config-if)# switchport trunk encapsulation dot1q
Switch_Lt2(config)# interface fastethernet 0/1
Switch_Lt2(config-if)# switchport mode access
Switch_Lt2(config-if)# switchport access vlan 10
Switch_Lt2(config)# interface fastethernet 0/2
Switch_Lt2(config-if)# switchport mode access
Switch_Lt2(config-if)# switchport access vlan 10
Switch_Lt2(config)# interface fastethernet 0/3
Switch_Lt2(config-if)# switchport mode access
Switch_Lt2(config-if)# switchport access vlan 20
Switch_Lt2(config)# interface fastethernet 0/4
Switch_Lt2(config-if)# switchport mode access
Switch_Lt2(config-if)# switchport access vlan 20
Switch_Lt2(config)# interface fastethernet 0/5
Switch_Lt2(config-if)# switchport mode access
Switch_Lt2(config-if)# switchport access vlan 30
Switch_Lt2(config)# interface fastethernet 0/6
Switch_Lt2(config-if)# switchport mode access
Switch_Lt2(config-if)# switchport access vlan 30
Switch_Lt2(config)# interface fastethernet 0/7
Switch_Lt2(config-if)# switchport mode access
Switch_Lt2(config-if)# switchport access vlan 40
Switch_Lt2(config)# interface fastethernet 0/8
Switch_Lt2(config-if)# switchport mode access
Switch_Lt2(config-if)# switchport access vlan 40
Switch_Lt1# copy running-config startup-config

Switch_Lt3:

Switch_Lt3# vlan database
Switch_Lt3(vlan)# vlan 30 name penjualan
Switch_Lt3(vlan)# vlan 50 name IT
Switch_Lt3(vlan)# exit
Switch_Lt3# configure terminal
Switch_Lt3(config)# interface fastethernet 0/11
Switch_Lt3(config-if)# switchport mode trunk
Switch_Lt3(config-if)# switchport trunk encapsulation dot1q
Switch_Lt3(config)# interface fastethernet 0/1
Switch_Lt3(config-if)# switchport mode access
Switch_Lt3(config-if)# switchport access vlan 30
Switch_Lt3(config)# interface fastethernet 0/2
Switch_Lt3(config-if )# switchport mode access
Switch_Lt3(config-if)# switchport access vlan 30
Switch_Lt3(config)# interface fastethernet 0/3
Switch_Lt3(config-if)# switchport mode access
Switch_Lt3(config-if)# switchport access vlan 50
Switch_Lt3(config)# interface fastethernet 0/4
Switch_Lt3(config-if)# switchport mode access
Switch_Lt3(config-if)# switchport access vlan 50
Switch_Lt3# copy running-config startup-config

verify pada switch :

Switch# show vlan ==> Lihat semua VLAN yg telah kita create
Switch# show vlan [number] ==> Lihat VLAN ID yang telah kita buat
Switch# show running-config ==> Melihat keseluruhan konfigurasi kita
coba ping dari PC client yg sama VLAN ID, Klo bisa berarti link antar switch dah bisa.
Penjelasan command pada switch :
Switch_Lt3(config)# interface fastethernet 0/2
Switch_Lt3(config-if)# switchport mode access
Switch_Lt3(config-if)# switchport access vlan [VLAN ID]

Maksud dari 3 perintah diatas adalah Meng-assignkan port fastethernet 0/2 menjadi milik [VLANID] dan membuat port tersebut mempunyai mode access. That’s means.. port tersebut hanya dapat membawa [VLAN ID]nya saja dan ini penting untuk di terapkan di setiap port yg menuju ke PC Client.

Switch_Lt3(config)# interface fastethernet 0/11
Switch_Lt3(config-if)# switchport mode trunk
Switch_Lt3(config-if)# switchport trunk encapsulation dot1q

Maksud dari 3 perintah diatas adalah Meng-assignkan port fastethernet 0/11 mempunyai encapsulation dot1q dan menjadikan port tersebut menjadi trunk. Trunk means.. pada link port tersebut dia yg bekerja membawa multiple [VLAN ID] dalam satu link. Oleh karena itu Kita bisa berkomunikasi antar VLAN.. dikarenakan ada port yang dijadikan trunk.

-=-=-= Router =-=-=-
Pada Router yang harus kita lakukan adalah sbb:
1. Buat Sub-interface sebanyak VLAN yg telah kita create
2. Set Gateway di setiap Sub-Interface
3. Set Encapsulation sesuai dengan encapsulation yg dipakai di switch

Rtr_VLAN :

Rtr_VLAN# configure terminal
Rtr_VLAN(config)# interface fastethernet 0/0
Rtr_VLAN(config-if)# no shutdown ==> Menghidupkan interface fa0/0
Rtr_VLAN(config)# interface fastethernet 0/0.10
Rtr_VLAN(config-subif)# encapsulation dot1q 10
Rtr_VLAN(config-subif)# ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Rtr_VLAN(config)# interface fastethernet 0/0.20
Rtr_VLAN(config-subif)# encapsulation dot1q 20
Rtr_VLAN(config-subif)# ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Rtr_VLAN(config)# interface fastethernet 0/0.30
Rtr_VLAN(config-subif)# encapsulation dot1q 30
Rtr_VLAN(config-subif)# ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
Rtr_VLAN(config)# interface fastethernet 0/0.40
Rtr_VLAN(config-subif)# encapsulation dot1q 40
Rtr_VLAN(config)# ip address 192.168.4.1 255.255.255.0
Rtr_VLAN(config)# interface fastethernet 0/0.50
Rtr_VLAN(config-subif)# encapsulation dot1q 50
Rtr_VLAN(config-subif)# ip address 192.168.5.1 255.255.255.0
Rtr_VLAN# copy running-config startup-config

verify pada router:
Rtr_VLAN# show ip route ==> Terlihat semua network2 yang kita buat
Rtr_VLAN# show running-config ==> Melihat keseluruhan konfigurasi kita
Coba ping dari PC client yg berbeda VLAN ID, Klo bisa berarti link + trunk dah berjalan dengan baik. Dan VLAN telah berhasil kita implementasi dengan baik.. :D
Penjelasan command pada router :
Rtr_VLAN(config)# interface fastethernet 0/0.10
Rtr_VLAN(config-subif)# encapsulation dot1q 10
Rtr_VLAN(config)# ip address 192.168.1.1 255.255.255.0

Pada 3 baris perintah diatas kita membuat sub-interface dimana "fastethernet 0/0" ini adalah parent dari interface yg kita pakai dan "fastethernet 0/0.10" ini adalah child dari dari "fastethernet 0/0". pada ".10" ini sebenarnya terserah kita ingin menggunakan berapa saja, asalkan berupa digit. Saya menggunakan "10" karena pada sub-interface yang saya pasang adalah khusus untuk VLAN ID 10, sehingga utk kedepannya bila terjadi error atau maintenance akan mempermudah kita dalam men-solve the problem. Lalu saya memetakan pada VLAN ID 10 itu adalah Networknya 192.168.1.0/24 atau Network 192.168.1.0 Netmasknya 255.255.255.0 dan Gateway 192.168.1.1. Inget!!! Gateway harus diletakkan di Router, karena Routerlah yg bekerja di Layer 3 dari OSI Layer. Klo Switch manageable lebih banyak bekerja di Layer 2 dari OSI Layer.

Contoh Topologi Spanning Tree Protocol Berikut Konfigurasinya Menggunakan Aplikasi Packet Tracer 5.1

Sekilas Mengenai VLAN dan STP

Sebelum kita memulai penjelasan mengenai topologi dan konfigurasi menggunakan Spanning Tree Protocol(STP), sebaiknya kita mengulas sedikit mengenai VLAN dan STP.

Apa tujuan dibuatnya VLAN?
Apabila kita membuat jaringan di rumah atau di kantor berskala kecil tentu kita tidak pernah membuat VLAN bukan? Karena pada network tersebut trafic loadnya tidaklah besar.
Namun bagaimana bila di perusahaan kita terdiri dari 200 komputer atau lebih dan kita menghubungkan tiap-tiap komputer tersebut dengan switch?
Walaupun switch dapat membagi collison domain, namun dia tidak bisa membagi broadcast domain. Alhasil semua komputer yang ada pada jaringan kita dapat menerima paket broadcast yang dikirim, apabila banyak yang melakukan broadcast pada jaringan maka jaringan akan menjadi slow dan ada kemungkinan down jika melebihi kapasitasnya.

Untuk mengatasi hal tersebut maka di gunakanlah VLAN. VLAN memiliki kemampuan seperti router yang dapat membagi Broadcast Domain. VLAN secara fisik mungkin terlihat seperti satu jaringan saja, dimana semua terkoneksi ke switch. Namun secara logical mereka dipisahakan kedalam bagian-bagian kecil.

Ulas balik STP:
Spanning Tree Protocol dapat mengatasi broadcast storm. Broadcast storm menyebabkan banyak broadcast ( atau multicast atau unknown-destination unicast) pada loop yang ada di jaringan secara terus menerus. Hal ini akan menciptakan sebuah link yang tidak berguna (karena adanya link ganda antar bridge/switch) dan secara signifikan akan mempengaruhi performance dari komputer end-user karena terlalu banyak memproses broadcast yang ada.



Bentuk topologi STP yang akan dibuat dengan menggunakan Packet Tracer 5.1:

Setelah memahami tujuan dibuatnya VLAN dan ulasan mengenai STP, mari kita coba untuk membuat sebuah topologi yang menggunakan VLAN dan juga STP tentunya. Berikut gambaran topologi yang akan kita buat :




Di topologi ini kita akan mengunakan 1 switch sebagai server dan 2 switch sebagai client. Dimana yang bertindak sebagai Server adalah S1(akan dijelaskan konfigurasinya), sedangkan yang bertindak sebagai client adalah S2 dan S3.

Setelah menentukan switch yang bertindak sebagai server ataupun client, langkah berikutnya adalah melakukan konfigurasi VLAN pada switch server S1.

Konfigurasi pada switch S1 yang bertindak sebagai server:

Sebelumnya, ada baiknya kita melihat tabel VLAN yang belum dikonfigurasi :

Switch>
Switch>en
Switch#sh vlan

VLAN Name Status Ports
---- -------------------------------- --------- -------------------------------
1 default active Fa0/1, Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4
Fa0/5, Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8
Fa0/9, Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12
Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16
Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20
Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24
1002 fddi-default active
1003 token-ring-default active
1004 fddinet-default active
1005 trnet-default active

VLAN Type SAID MTU Parent RingNo BridgeNo Stp BrdgMode Trans1 Trans2
---- ----- ---------- ----- ------ ------ -------- ---- -------- ------ ------
1 enet 100001 1500 - - - - - 0 0
1002 enet 101002 1500 - - - - - 0 0
1003 enet 101003 1500 - - - - - 0 0
1004 enet 101004 1500 - - - - - 0 0
1005 enet 101005 1500 - - - - - 0 0



Pemberian nama switch sebagai S1 :

Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname S1

Konfigurasi S1 sebagai switch server :

S1(config)#vtp mode server
Device mode already VTP SERVER.
S1(config)#vtp domain zuyan
Changing VTP domain name from NULL to zuyan
S1(config)#vtp password cisco
Setting device VLAN database password to cisco

Pembuatan VLAN pada S1:

S1(config)#vlan 2
S1(config-vlan)#name TI
S1(config-vlan)#exit
S1(config)#vlan 3
S1(config-vlan)#name SI
S1(config-vlan)#exit
S1(config)#vlan 4
S1(config-vlan)#name SK
S1(config-vlan)#exit
S1(config)#vlan 5
S1(config-vlan)#name TKJ
S1(config-vlan)#exit
S1(config)#vlan 6
S1(config-vlan)#name INHERENT
S1(config-vlan)#exit
S1(config)#^Z

Note : Dalam topologi ini, VLAN 1 bertindak sebagai default VLAN.

Melihat tabel VLAN setelah VLAN dibuat :

S1#sh vlan

VLAN Name Status Ports
---- -------------------------------- --------- -------------------------------
1 default active Fa0/1, Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4
Fa0/5, Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8
Fa0/9, Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12
Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16
Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20
Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24
2 TI active
3 SI active
4 SK active
5 TKJ active
6 INHERENT active
1002 fddi-default active
1003 token-ring-default active
1004 fddinet-default active
1005 trnet-default active

VLAN Type SAID MTU Parent RingNo BridgeNo Stp BrdgMode Trans1 Trans2
---- ----- ---------- ----- ------ ------ -------- ---- -------- ------ ------
1 enet 100001 1500 - - - - - 0 0
2 enet 100002 1500 - - - - - 0 0
3 enet 100003 1500 - - - - - 0 0
4 enet 100004 1500 - - - - - 0 0
5 enet 100005 1500 - - - - - 0 0
6 enet 100006 1500 - - - - - 0 0
1002 enet 101002 1500 - - - - - 0 0
1003 enet 101003 1500 - - - - - 0 0
1004 enet 101004 1500 - - - - - 0 0
1005 enet 101005 1500 - - - - - 0



Konfigurasi interface fastEthernet0/1 sampai 0/4 sebagai switchport trunk native vlan 1:

S1#
S1#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
S1(config)#interface range fa0/1-4
S1(config-if-range)#switchport mode trunk

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1, changed state to down
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/2, changed state to down
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/2, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/3, changed state to down
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/3, changed state to up

%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/4, changed state to down
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/4, changed state to up
S1(config-if-range)#switchport trunk native vlan 1
S1(config-if-range)#^Z

Berikut tabel VLAN-nya :

S1#sh vlan

VLAN Name Status Ports
---- -------------------------------- --------- -------------------------------
1 default active Fa0/5, Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8
Fa0/9, Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12
Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16
Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20
Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24
2 TI active
3 SI active
4 SK active
5 TKJ active
6 INHERENT active
1002 fddi-default active
1003 token-ring-default active
1004 fddinet-default active
1005 trnet-default active

VLAN Type SAID MTU Parent RingNo BridgeNo Stp BrdgMode Trans1 Trans2
---- ----- ---------- ----- ------ ------ -------- ---- -------- ------ ------
1 enet 100001 1500 - - - - - 0 0
2 enet 100002 1500 - - - - - 0 0
3 enet 100003 1500 - - - - - 0 0
4 enet 100004 1500 - - - - - 0 0
5 enet 100005 1500 - - - - - 0 0
6 enet 100006 1500 - - - - - 0 0
1002 enet 101002 1500 - - - - - 0 0
1003 enet 101003 1500 - - - - - 0 0
1004 enet 101004 1500 - - - - - 0 0
1005 enet 101005 1500 - - - - - 0 0

Pembagian VLAN :

S1>en
S1#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
S1(config)#interface fa0/5
S1(config-if)#switchport mode access
S1(config-if)#switchport access vlan 2
S1(config-if)#exit
S1(config)#interface fa0/6
S1(config-if)#switchport mode access
S1(config-if)#switchport access vlan 3
S1(config-if)#exit
S1(config)#interface fa0/7
S1(config-if)#switchport mode access
S1(config-if)#switchport access vlan 4
S1(config-if)#exit
S1(config)#interface fa0/8
S1(config-if)#switchport mode access
S1(config-if)#switchport access vlan 5
S1(config-if)#exit
S1(config)#interface fa0/22
S1(config-if)#switchport mode access
S1(config-if)#switchport access vlan 6
S1(config-if)#^Z

Tabelnya :

S1#sh vlan

VLAN Name Status Ports
---- -------------------------------- --------- -------------------------------
1 default active Fa0/9, Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12
Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16
Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20
Fa0/21, Fa0/23, Fa0/24
2 TI active Fa0/5
3 SI active Fa0/6
4 SK active Fa0/7
5 TKJ active Fa0/8
6 INHERENT active Fa0/22
1002 fddi-default active
1003 token-ring-default active
1004 fddinet-default active
1005 trnet-default active

VLAN Type SAID MTU Parent RingNo BridgeNo Stp BrdgMode Trans1 Trans2
---- ----- ---------- ----- ------ ------ -------- ---- -------- ------ ------
1 enet 100001 1500 - - - - - 0 0
2 enet 100002 1500 - - - - - 0 0
3 enet 100003 1500 - - - - - 0 0
4 enet 100004 1500 - - - - - 0 0
5 enet 100005 1500 - - - - - 0 0
6 enet 100006 1500 - - - - - 0 0
1002 enet 101002 1500 - - - - - 0 0
1003 enet 101003 1500 - - - - - 0 0
1004 enet 101004 1500 - - - - - 0 0
1005 enet 101005 1500 - - - - - 0 0



Konfigurasi pada switch S2 yang bertindak sebagai client:

Pemberian nama switch sebagai S2 :

Switch>
Switch>en
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname S2

Konfigurasi S2 sebagai switch client :

S2(config)#vtp mode client
Setting device to VTP CLIENT mode.
S2(config)#vtp domain zuyan
Domain name already set to zuyan.
S2(config)#vtp password cisco
Setting device VLAN database password to cisco

Pembuatan VLAN pada S2 tidak perlu dilakukan lagi, karena telah dilakukan pada server(S1), hanya saja kita perlu men-set sebagai switchport trunk native vlan 1 pada interface-interface yang berhubungan dengan S1 dan S3 :

S2(config)#interface range fa0/1-4
S2(config-if-range)#switchport mode trunk
S2(config-if-range)#switchport trunk native vlan 1
S2(config-if-range)#^Z

Tabel VLAN :

S2#sh vlan

VLAN Name Status Ports
---- -------------------------------- --------- -------------------------------
1 default active Fa0/5, Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8
Fa0/9, Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12
Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16
Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20
Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24
2 TI active
3 SI active
4 SK active
5 TKJ active
6 INHERENT active
1002 fddi-default active
1003 token-ring-default active
1004 fddinet-default active
1005 trnet-default active

VLAN Type SAID MTU Parent RingNo BridgeNo Stp BrdgMode Trans1 Trans2
---- ----- ---------- ----- ------ ------ -------- ---- -------- ------ ------
1 enet 100001 1500 - - - - - 0 0
2 enet 100002 1500 - - - - - 0 0

Terlihat bahwa, VLAN yang dibuat di S1, akan tereplikasi ke S2.

Berikutnya, pembagian VLAN pada S2 :

S2>
S2>en
S2#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
S2(config)#interface fa0/5
S2(config-if)#switchport mode access
S2(config-if)#switchport access vlan 2
S2(config-if)#exit
S2(config)#interface fa0/6
S2(config-if)#switchport mode access
S2(config-if)#switchport access vlan 3
S2(config-if)#exit
S2(config)#interface fa0/7
S2(config-if)#switchport mode access
S2(config-if)#switchport access vlan 4
S2(config-if)#exit
S2(config)#interface fa0/8
S2(config-if)#switchport mode access
S2(config-if)#switchport access vlan 5
S2(config-if)#exit
S2(config)#^Z

Tabel VLAN pada S2 :

S2#sh vlan

VLAN Name Status Ports
---- -------------------------------- --------- -------------------------------
1 default active Fa0/9, Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12
Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16
Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20
Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24
2 TI active Fa0/5
3 SI active Fa0/6
4 SK active Fa0/7
5 TKJ active Fa0/8
6 INHERENT active
1002 fddi-default active
1003 token-ring-default active
1004 fddinet-default active
1005 trnet-default active

VLAN Type SAID MTU Parent RingNo BridgeNo Stp BrdgMode Trans1 Trans2
---- ----- ---------- ----- ------ ------ -------- ---- -------- ------ ------
1 enet 100001 1500 - - - - - 0 0
2 enet 100002 1500 - - - - - 0 0
3 enet 100003 1500 - - - - - 0 0
4 enet 100004 1500 - - - - - 0 0
5 enet 100005 1500 - - - - - 0 0
6 enet 100006 1500 - - - - - 0 0
1002 enet 101002 1500 - - - - - 0 0
1003 enet 101003 1500 - - - - - 0 0
1004 enet 101004 1500 - - - - - 0 0
1005 enet 101005 1500 - - - - - 0 0



Konfigurasi pada switch S3 yang bertindak sebagai client:

Untuk konfigurasi pada switch ini, lakukan perlakuan yang sama dengan switch S2.



Pengujian akses antar VLAN:

Untuk memastikan VLAN yang telah kita buat, berhasil atau tidak, ada baiknya kita melakukan perintah ping dari PC yang yang mempunya VLAN yang sama. Tetapi sebelumnya, mari kita set IP dan Subnet mask pada PC berdasrakan VLAN-nya.

Note : Untuk mampermudah, tidak perlu men-set getway terlebih dahulu (getway dipasang setelah konfigurasi pada router).

Daftar IP pada PC (Sesuai keingian Anda) :

Untuk VLAN 2, saya menggunakan IP yang dimulai dari 192.168.2.11 dengan subnet mask 255.255.255.0
Untuk VLAN 3, saya menggunakan IP yang dimulai dari 192.168.3.11 dengan subnet mask 255.255.255.0
Untuk VLAN 4, saya menggunakan IP yang dimulai dari 192.168.4.11 dengan subnet mask 255.255.255.0
Untuk VLAN 5, saya menggunakan IP yang dimulai dari 192.168.5.11 dengan subnet mask 255.255.255.0
Untuk VLAN 6, saya menggunakan IP yang dimulai dari 192.168.6.11 dengan subnet mask 255.255.255.0

Bila berhasil, kita bisa mengakses antar VLAN sesuai IP masing-masing. Dan pastikan Anda belum bisa mengakes IP yang berbeda VLAN. Karena untuk melakulkan hal tersebut diperlukan sebuah router agar dapat berhubungan antar VLAN.



Penambahan sebuah router (R1) pada S1:

Mengaktifkan dan memberi IP pada interface fa0/0 di R1:

Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z
Router(config)#hostname R1
R1(config)#interface fa0/0
R1(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
R1(config-if)#

Konfigurasi di R1 agar antar VLAN dapat saling berhubungan :

R1#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R1(config)#interface fa0/0.2

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0.2, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0.2, changed state to upR1(config-subif)#encapsulation dot1Q 2
R1(config-subif)#ip address 192.168.2.10 255.255.255.0
R1(config-subif)#exit

R1(config)#interface fa0/0.3

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0.3, changed state to up
R1(config-subif)#encapsulation dot1Q 3
R1(config-subif)#ip address 192.168.3.10 255.255.255.0
R1(config-subif)#exit
R1(config)#interface fa0/0.4

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0.4, changed state to up
R1(config-subif)#encapsulation dot1Q 4
R1(config-subif)#ip address 192.168.4.10 255.255.255.0
R1(config-subif)#exit
R1(config)#interface fa0/0.5

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0.5, changed state to up
R1(config-subif)#encapsulation dot1Q 5
R1(config-subif)#ip address 192.168.5.10 255.255.255.0
R1(config-subif)#exit
R1(config)#interface fa0/0.6

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0.6, changed state to up
R1(config-subif)#encapsulation dot1Q 6
R1(config-subif)#ip address 192.168.6.10 255.255.255.0
R1(config-subif)#

Mengaktifkan dan memberi IP pada interface fa0/1 di R1:

R1#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R1(config)#interface fa0/0.6
R1(config-subif)#interface fa0/1
R1(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no sh



Men-set interface yang berhubungan dengan R1 pada switch S1 sebagai member dari VLAN 5 :

S1#
S1#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
S1(config)#interface fa0/24
S1(config-if)#switchport mode access
S1(config-if)#switchport access vlan 5
S1(config-if)#^Z

Konfigurasi selesai, sekarang Anda dapat melakukan akses antar PC yang ber beda VLAN. Selanjutnya, terserah kita mengembangkan topologi tersebut. Boleh diberi Access point dan sebaginya.

PRKTEK VLAN PADA PACKET TRACER

Halooo teman - teman semua...q hanya ingin berbagi pengetahuan sama teman - teman..... semoga pengetahuan ini jadi bermanfaat.....
Kita akan belajar Praktek Vlan Pada Packet Tracer



Membuat VLAN guru dengan VLAN ID 200

Switch>en

Switch#conf t

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch(config)#vlan 200

Switch(config-vlan)#name guru

Switch(config-vlan)#ex

Membuat VLAN murid dengan VLAN ID 210

Switch#conf t

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch(config)#vlan 210

Switch(config-vlan)#name murid

Switch(config-vlan)#ex

Menyediakan port fa0/20 yang diberikan VLAN guru

Switch(config)#interface fa0/20

Switch(config-if)#switchport mode access

Switch(config-if)#switchport access

Switch(config-if)#switchport access vlan 200

Switch(config-if)#ex

Menyediakan port fa0/21 yang diberikan VLAN guru

Switch(config)#interface fa0/21

Switch(config-if)#switchport mode access

Switch(config-if)#switchport access vlan 200

Switch(config-if)#ex

Menyediakan port fa0/18 yang diberikan VLAN murid

Switch(config)#interface fa0/18

Switch(config-if)#switchport

Switch(config-if)#switchport mode access

Switch(config-if)#switchport access vlan 210

Switch(config-if)#ex

Menyediakan port fa0/19 yang diberikan VLAN murid

Switch(config)#interface fa0/19

Switch(config-if)#switchport

Switch(config-if)#switchport mode access

Switch(config-if)#switchport access vlan 210

Switch(config-if)#ex

Seting IP Address pada PC0

IP Address: 192.168.1.98

Netmask: 255.255.255.0

Seting IP Address pada PC1:

IP Address: 192.168.1.99

Netmask: 255.255.255.0

Seting IP Address pada PC2:

IP Address: 192.168.1.100

Netmask: 255.255.255.0

Seting IP Address pada PC3:

IP Address: 192.168.1.101

Netmask: 255.255.255.0

Minggu, 15 Agustus 2010

Cara pintar cari pacar ,, jurus jitu nembak cewek dalam 30 menit ... Ini untuk loe - loe para jomblowan and jomblowati

Ini cuma berbagi aja sama kamu - kamu, agar kamu jadi pemberani untuk nembak cewe....
jangan Diem aja........
Ini adalah jurus nembak cewe.... supaya kamu gak kesepian lagi... Alias ada pendampingnya gotu loe..... he he he he...



CAUTION.......!!!!!!
Plototin tyus tu cewe... cantik loe... ga bakalan rugi...

Jurus jitu nembak cewek dalam waktu 30 menit

Nembak cewek itu seru.
Tapi, juga banyak hambatannya.
Salah-salah, gebetan bisa melayang.
Tigapuluh menit udah lebih dari cukup.
Nggak percaya?

Nembak cewek tuh saat yang paling nyebelin sekaligus berkesan. Abis, kita kan nggak bisa nebak reaksinya bakal kayak gimana. Nerima atau nolak. Teriak kegirangan, senyum-senyum penuh makna, atau malah ngetawain. Wuah, pusiiing! Makanya pantes deh kalo beberapa dari kita jadi suka gentar pas mau nyatain cinta ke gebetan.

Padahal sih sebenernya nervous tuh wajar lho. Namanya juga ngadepin momen bersejarah, siapa juga bakal deg-degan. Ngaku deh, elo-elo yang mengklaim diri gampang nyatain cinta juga tetap ngerasa nervous kan waktu berhadapan sama doi? Cuma aja nervous ini emang nggak boleh "dipelihara", entar malah mengacaukan acara.

Biar nggak kelamaan trus malah jadi basi atau garing, dan elonya salting sendiri, kemakan sama deg-degan gara-gara nervous, prosesnya tembak menembak ini nggak boleh lebih dari setengah jam!

Nggak boleh kurang juga. Soalnya, ehm, nggak bakalan berkesan juga dong ah!

Nah, biar tambah paten, waktu yang setengah jam itu juga kudu dibagi-bagi lagi. Kalo perlu, malah menit per menit. Gimana pembagiannya?

The first 5 minutes

Penampilan, bro! Dari ujung rambut sampe ujung kaki. Udah rapi belum, udah wangi belum? Ini penting, soalnya di mana-mana kesan pertama tuh didapet dari penampilan.

Makanya jangan sampe tuh baju yang dipake nggak matching atau kumel dan lusuh. Doi bisa males ngeliat lo. Apalagi kalo ditambah aroma badan yang nggak sedap plus bau mulut, wuah…elo belum ngomong apa-apa gebetan udah ilfil duluan!

Tapi nggak usah kerapian dan terlalu wangi juga sih. Sampe pake kemeja tangan panjang, dasi, sama jas segala, terus nyemprotin minyak wangi disekujur tubuh misalnya. Mau nembak, apa mau ngelamar kerjaan, mas?

5 menit berikutnya

Perhatiin gerakan tubuh! Jangaaan…sampe elo melakukan gerakan-gerakan yang mengisyaratkan kalo elo lagi nervous. Kayak ngutak-ngatik zippo, ngetuk-ngetuk meja, ngegoyang-goyangin kaki, de el el. Entar ketauan kalo lo deg-degan. Tengsin, jack, bisa-bisa diketawain nanti!

Tapi jangan juga bersikap sok pede. Duduk tegap kayak arca, ngebusungin dada, menatap sambil ngangkat dagu, de es be. Kesannya sengak banget tuh. Cowok aja bete ngeliat cowok begitu, apalagi cewek. Asal lo tau, cewek itu mendambakan cowok yang ramah dan hangat. Nah, kalo begitu ngeliat gerakan tubuh lo dia langsung narik kesimpulan elo nggak asik, gimana?

10 menit ke depan

Elo mesti merhatiin obrolan. Lha ini, nggak gampang nih. Obrolan "pembuka" ini tujuannya bukan cuma mencairkan ketegangan, tapi juga kalo bisa mengakrabkan elo dan gebetan. Makanya dari mulai pemilihan topik sampe kata-kata harus diperhatiin bener.

Bagusnya sih elo nyari bahan obrolan yang dimengerti sama elo berdua, biar nggak disconnect di tengah jalan. Lebih asik lagi kalo bahan obrolan lo itu bukan sesuatu yang berat-berat, yang full jokes aja lah. Biar bisa ketawa-ketawa dan bikin dia nyubit-nyubit gemes gitu…Auw!

O iya jack, elo juga mesti jagain mulut lo supaya nggak kelepasan make kata-kata kotor atau katro, kayak yang biasa dipake pas ngobrol bareng anak-anak. Soalnya kalo lo kelepasan, wuah…bisa minus nanti nilai lo di depan dia.

10 most crucial minutes

Ini dia momen bersejarah yang ditunggu-tunggu. Jack, ngelewatin sepuluh menit terakhir ini bikin jantung serasa mau copot. Pikiran juga pasti penuh sama hapalan kata-kata manis yang bakal jadi senjata buat menaklukkan dia. Biar rada ketolong, coba kita perinci lagi trik-triknya.

1 menit pertama, atur nafas. Biar lebih tenang, jack.
2 menit berikutnya, tatap matanya dalem-dalem (taela…sumur kali dalem!).
3 menit selanjutnya, pegang tangannya dengan penuh perasaan. Usap-usap dan rasakan kelembutannya.
5 menit kemudian, tembaaak! "I love you. Kamu mau nggak jadi pacarku?" Hehehe… To the point aja ngomongnya, nggak usah pake ngegombal segala. Bilang mata kamu indah lah, kamu cantik lah, huh, jurus kayak gini sih cupu berat! Lagian, kalo lo kebanyakan ngerayu, tembakan lo malah nggak ngegigit. Udah keburu basi!

Oya. Selama persiapan sampe gongnya, yang paling penting buat diinget adalah:

Yang nervous tuh bukan lo doang! Lo kan nggak tau kalo target lo itu juga kebat-kebit hatinya? Makanya, biar pembicaraan lebih bisa mengalir, anggap aja kalo doi tuh sama posisinya sama elo. Sama-sama deg-degan!

Nah, kalo gongnya udah keluar, selanjutnya tinggal tunggu aja jawaban dari dia. Selama nunggu jangan berhenti berdoa, biar hatinya tergetar… Sip?

TRIK NGELES KALO GEBETAN NOLAK!

1. Kalo gebetan bilang: "Entar deh, gue pikir-pikir dulu."

Elo bilang: "Boleh, tapi apa yang gue bilang tadi itu keluar dari perasaan lho…"

2. Kalo gebetan bilang: "Mmm, kayaknya kita mendingan temenan aja deh."

Elo bilang: "Yaaah…! Temen gue udah banyak… Sekarang gue butuh pacar!"

3. Kalo gebetan gagap: "Gu… gu… gue… ee…."

Elo bilang: "Sstt… Elo nggak usah ngomong apa-apa, gue udah tau kalo elo pasti mau bilang iya." (Kalo doi emang gagap beneran, mending buru-buru lo bawa ke dokter deh!)

4. Kalo gebetan bilang: "Gue belum boleh pacaran sama ortu."

Elo bilang: "Tenang! Gue nggak bakalan bilang sama ortu lo!"

5. Kalo gebetan bilang: "Gue mau konsentrasi belajar, belum mau pacaran."

Elo bilang: "Gue juga. Tapi gue pengen terus belajar sama elo…."

6. Kalo gebetan bilang: "Gue udah punya cowok."

Elo bilang: "Tapi elo masih punya lho kesempatan dapetin cowok yang lebih baik, contohnya gue." (Hmm.. Biar bisa dipake, tapi mending lo pikir-pikir dulu deh, ngegebet cewek orang!)

7. Kalo gebetan diem aja.

Elo bilang: "Diem berarti iya nih. Kalo gitu sekarang kita pacaran…hehehe."

Jumat, 13 Agustus 2010

TCP/IP

TCP/IP ?
Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) adalah protokol yang dikembangkan sebagai bagian dari penelitian yang dilakukan oleh “Defense Advanced Research Projects Agency” (DARPA)


TCP/IP adalah salah satu jenis protokol (aturan) yg memungkinkan kumpulan komputer dapat berkomunikasi dan bertukar data di dalam suatu network (jaringan). Selain Internet, TCP/IP juga dapat diterapkan pada jaringan LAN dan WAN.

Model Jaringan TCP/IP
Susunan Model jaringan TCP/IP sangat mirip dengan referensi model dari OSI pada “lower layer”, yaitu pada layer 1 “physical” dan layer 2 “data-link”. Berikut ilustrasi perbandingan model OSI dan TCP/IP


Catatan : Layer “physical” dan “data link” dari susunan TCP/IP sering disebut “network interface layer”.

Mengenal TCP
TCP adalah connection oriented, protocol handal yang berada pada Layer Transport dari TCP/IP Protocol Stack.

Fungsi TCP
Berikut ini adalah fungsi umum TCP Protocol:

* TCP bertugas memecah pesan-pesan menjadi beberapa segment, menyatukan kembali (reassemble) pada stasiun tujuan, mengirimkan kembali apapun yang tidak diterima, dan menyatukan kembali pesan-pesan tersebut dari beberapa segment.
* TCP menyediakan sirkuit virtual antara aplikasi end-user.


Datagram TCP/IP
Informasi TCP/IP ditransfer dalam sebuah urutan “datagram”. Satu pesan ditransfer sebagai rentetan datagram yang disusun kembali menjadi seperti pesan semula pada sisi penerima.

Layer Protocol TCP/IP
Ilustrasi berikut menggambarkan susunan tiga layer dari Protokol TCP/IP:

* Application Layer
* Transport Layer
* Internet Layer



Mengenal TCP
TCP adalah connection oriented, protocol handal yang berada pada Layer Transport dari TCP/IP Protocol Stack.

Fungsi TCP
Berikut ini adalah fungsi umum TCP Protocol:

* TCP bertugas memecah pesan-pesan menjadi beberapa segment, menyatukan kembali (reassemble) pada stasiun tujuan, mengirimkan kembali apapun yang tidak diterima, dan menyatukan kembali pesan-pesan tersebut dari beberapa segment.
* TCP menyediakan sirkuit virtual antara aplikasi end-user.

Alamat IP dan Subnetting Bagi Pemula

Kita akan coba membahas cara mengkonfigurasi IP routing pada sebuah router, bagaimana membagi-bagi alamat IP atau sering dikenal dengan SUBNETTING, dan bagaimana mengkonfigurasi alamat IP pada tiap-tiap interface router dengan sebuah subnet yang unik.

Sebelum melanjutkan ke materi, berikut istilah-istilah yang akan sering digunakan

* Address—Nomor ID unik yang di set pada sebuah host atau interface pada sebuah jaringan.
* Subnet— Porsi/blok IP yang merupakan bagian dari jaringan (network sharing).
* Subnet mask—Kombinasi 32-bit, digunakan untuk mengilustrasikan porsi dari sebuah alamat yang merefer pada subnet dan bagian/porsi yang merefer pada host.
* Interface—Sebuah koneksi jaringan (antarmuka).

Sebuah alamat IP adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah perangkat secara unik pada sebuah jaringan IP. Alamat IP terdiri dari 32 bit binary yang terdiri dari porsi network dan porsi host dengan bantuan dari sebuah “subnet mask”. 32 bit binary terbagi dalam 4 octet (1 octet = 8 bit). Masing-masing octet dikonversi menjadi ”decimal” dan dipisahkan dengan tanda titik (dot). Dengan demikian, sebuah alamat IP dinyatakan dalam format ”dotted decimal” (contoh, 172.16.81.100). Nilai dari masing-masing octet berkisar antara 0 sampai 255 dalam “decimal”, atau 00000000 - 11111111 dalam “binary”.

Berikut bagaimana ”octet binary” dikonversi ke ”decimal”: Bit paling kanan dari sebuah octet memiliki nilai 20. Bit disebelah kirinya memiliki nilai 21. dan seterusnya sampai bit paling kiri yang miliki nilai 27. Jadi jika semua bit bernilai 1, nilai ”decimal”-nya menjadi 255 sebagai berikut :

1 1 1 1 1 1 1 1
128 64 32 16 8 4 2 1 (128+64+32+16+8+4+2+1=255)

Berikut contoh sederhana konversi sebuah octect jika tidak semua bit bernilai 1.

0 1 0 0 0 0 0 1
0 64 0 0 0 0 0 1 (0+64+0+0+0+0+0+1=65)

Dan berikut contoh sebuah alamat IP dengan ”binary” dan “decimal”-nya.

10. 1. 23. 19 (decimal)
00001010.00000001.00010111.00010011 (binary)

Octet - octect ini dibagi-dibagi untuk menyediakan sebuah skema pengalamatan yang dapat mengakomodasi jaringan kecil maupun besar. Terdapat 5 kelas/class jaringan yang berbeda, yaitu class A sampai class E. Kita akan membahas hanya pengalamatan jaringan class A sampai C saja, sedangkan class D dan E diluar ruang lingkup pembahasan.

Figure 1 menunjukkan class jaringan A sampai E dan range alamat IP dari masing-masing class.
Figure 1.



(klik pada gambar untuk melihat gambar yang jelas)

Dalam sebuah alamat Class A, octet pertama adalah porsi jaringan/network, jadi contoh Class A dalam Figure 1 mempunyai alamat jaringan utama 1.0.0.0 - 127.255.255.255. Octet 2, 3, dan 4 (24 bit berikutnya) adalah untuk pengaturan dan pembagian jaringan ke dalam “subnet dan host”. Pengalamatan Class A digunakan untuk jaringan yang memiliki lebih dari 65.536 host (sebenarnya sampai 16777214 host!).

Dalam sebuah alamat Class B, octet kedua adalah porsi jaringan/network, jadi contoh Class B dalam Figure 1 mempunyai alamat jaringan utama 128.0.0.0 - 191.255.255.255. Octet 3 dan 4 (16 bit) adalah untuk lokal “subnet” dan “host”. Pengalamatan Class B digunakan untuk jaringan yang memiliki jumlah host antara 256 dan 65534.

Dalam sebuah alamat Class C, octet ketiga adalah porsi jaringan/network, contoh Class C dalam Figure 1 mempunyai alamat jaringan utama 192.0.0.0 - 233.255.255.255. Octet 4 (8 bit) adalah untuk lokal “subnet” dan “host”. Cocok untuk jaringan dengan jumlah host kurang dari 254.

Network mask
Sebuah ”network mask” membantu kita mengenal porsi mana dari alamat IP yang menunjukkan jaringan/network dan porsi mana yang menunjukkan node/host. Jaringan class A, B, dan C mempunyai “mask default”, juga dikenal sebagai ”mask natural”, seperti berikut:

Class A: 255.0.0.0
Class B: 255.255.0.0
Class C: 255.255.255.0

Sebuah alamat IP pada jaringan Class A yang belum di-”subnet” akan memiliki sebuah pasangan alamat/mask seperti contoh : 8.20.15.1 255.0.0.0. Untuk melihat bagaimana “mask” membantu kita mengidentifikasi bagian/porsi jaringan dan node/host dari sebuah alamat, konversikan alamat dan “mask” ke bilangan biner/binary.

8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001
255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000

Jika anda sudah mendapatkan alamat dan mask dalam bentuk binary, maka identifikasi jaringan/network dan host ID akan lebih mudah.

Bit-bit alamat untuk MASK yang di set 1 menyatakan Network ID, dan yang di set 0 menyatakan Node ID.

8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001

255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000

-----------------------------------

net id | host id
netid = 00001000 = 8

hostid = 00010100.00001111.00000001 = 20.15.1

PENGERTIAN SUBNETTING
Anda bisa membuat multiple logical networks dalam suatu jaringan Class A, B, atau C. Jika anda tidak melakukan subnet, anda hanya bisa menggunakan satu jaringan/network Class A, B, atau C network, hal ini sangatlah tidak lazim.

Tiap-tiap data link di jaringan harus memiliki Network ID yang unik, dengan node/host pada link tersebut yang menjadi anggota dari Network tersebut (jaringan yang sama). Jika anda membagi network utama (Class A, B, atau C) menjadi subnetwork yang lebih kecil, maka anda bisa membuat interconnecting subnetworks (hubungan antar subnetwork dengan IP routing protocol). Maka masing-masing data link pada jaringan ini memiliki network/subnetwork ID yang unik.

Untuk melakukan subnetting alias men-subnet suatu jaringan, perpanjang natural/default mask dengan bit-bit yang bernilai 1 pada porsi host ID untuk membuat sebuah subnetwork ID. Contoh sebuah Class C network: 204.17.5.0 dengan natural/default mask: 255.255.255.0, Anda bisa membuat subnet dengan cara sebagai berikut :
204.17.5.0 - 11001100.00010001.00000101.00000000

255.255.255.224 - 11111111.11111111.11111111.11100000

--------------------------|sub|----

Dengan memperpanjang MASK menjadi 255.255.255.224, and telah menambahkan 3 bit bernilai 1 (ditandai dengan “sub”) pada porsi host yang digunakan untuk membentuk subnet. Dengan 3 bit tersebut, memungkinkan anda membuat 8 subnet. Dengan sisa 5 bit bernilai 0 untuk host ID, masing-masing subnet memiliki 32 alamat host, dan hanya 30 saja yang bisa diterapkan/diconfigurasi pada perangkat/device, karena host ID dengan seluruh bit nya bernilai 1 atau seluruhnya bernilai 0 tidak bisa diterapkan pada perangkat/device. (Ini sangat penting sekali untuk diingat). Berikut subnet-subnet yang telah kita buat:

204.17.5.0 255.255.255.224 host address range 1 to 30

204.17.5.32 255.255.255.224 host address range 33 to 62

204.17.5.64 255.255.255.224 host address range 65 to 94

204.17.5.96 255.255.255.224 host address range 97 to 126

204.17.5.128 255.255.255.224 host address range 129 to 158

204.17.5.160 255.255.255.224 host address range 161 to 190

204.17.5.192 255.255.255.224 host address range 193 to 222

204.17.5.224 255.255.255.224 host address range 225 to 254

Note: Ada 2 cara untuk penulisan MASK. Pertama, seperti diatas, anda menggunakan 3 bit bernilai 1 lebih daripada “natural/default” MASK Class C, anda bisa menyatakan alamat-alamat ini memiliki 3-bit subnet MASK. Kedua, MASK : 255.255.255.224 dapat ditulis seperti: /27 karena terdapat 27 bit (bernilai 1) yang telah di set pada MASK. Cara kedua tersebut, dikenal dengan nama Classless Interdomain Routing (CIDR)-pembahasan berikutnya . Dengan CIDR, satu network dapat ditulis dengan notasi prefix/length. Contoh, 204.17.5.32/27 sama dengan network 204.17.5.32 255.255.255.224.

Skema network subnetting untuk 8 subnet, dapat digambarkan sebagai berikut::
Figure 2.


(klik pada gambar untuk melihat gambar yang jelas)

Masing-masing router pada Figure 2 terhubung ke 4 subnetwork, satu diantara subnetwork terhubung pada kedua router tersebut. Masing-masing router juga memiliki sebuah alamat IP pada masing-masing subnetwork yang terhubung padanya. Masing-masing subnetwork bisa men-support sampai 30 alamat IP host.

Lebih banyak subnets, lebih sedikit alamat host yang tersedia per subnet. Contoh Network kelas C 204.17.5.0 dan sebuah mask 255.255.255.224 (/27) akan menghasilkan 8 subnets, masing-masing subnet memiliki 32 alamat host ( hanya 30 alamat IP host yang bisa dikonfigurasi pada perangkat/devices). Jika anda menggunakan mask 255.255.255.240 (/28), maka detilnya sebagai berikut:

204.17.5.0 - 11001100.00010001.00000101.00000000

255.255.255.240 - 11111111.11111111.11111111.11110000

--------------------------|sub |---

Karena anda memiliki 4 bit untuk membuat subnet, sehingga anda hanya memiliki 4 bit (sebelah kiri) untuk alamat host. Jadi dalam hal ini anda dapat memiliki 16 subnet, masing-masing subnet memiliki 16 alamat host ( hanya 14 alamat IP host yang bisa dikonfigurasi pada perangkat/devices).

Kita akan coba liat cara mensubnet untuk Network Kelas B. Jika anda memiliki network 172.16.0.0 , maka anda akan segera tahu “natura”l mask-nya adalah 255.255.0.0 atau 172.16.0.0/16. Memperpanjang mask melebihi 255.255.0.0 berarti anda melakukan “subnetting”. Anda dengan cepat bisa melihat bahwa anda bisa membuat lebih banyak subnet daripada Network Kelas C. Jika anda menggunakan mask 255.255.248.0 (/21), berapa jumlah subnet dan host per subnet?

172.16.0.0 - 10101100.00010000.00000000.00000000

255.255.248.0 - 11111111.11111111.11111000.00000000

-----------------| sub |-----------

Anda menggunakan 5 bit dari “original” bit host untuk subnet. Sehingga anda bisa memiliki 32 subnet (25). Setelah anda menggunakan 5 bit (nilai 1) untuk “subnetting”, tersisa 11 bit (nilai 0) untuk alamat host. Sehingga anda bisa memiliki 2048 alamat host (211), hanya 2046 alamat IP host yang bisa dikonfigurasi pada perangkat/devices.

Note: Dulu, terdapat keterbatasan penggunaan “subnet 0″ (semua bit subnet diset ke Nol/zero). Beberapa perangkat tidak mensupport subnet zero ini. Perangkat Cisco Systems dapat menggunakan subnet zero ini dengan mengkonfigurasi perintah : ip subnet zero

Contoh:

Sekarang anda sudah memahami apa itu “subnetting”, mari kita terapkan ilmu ini. Sebagai contoh, anda memiliki kombinasi 2 alamat IP /mask, ditulisa dengan notasi “prefix/length” (length=jumlah bit yang bernilai 1), yang telah dikonfigurasi pada 2 perangkat/device. Tugas anda adalah menentukan apakah kedua perangkat ini berapa pada subnet yang sama atau berbeda. Anda dapat menggunakan alamat dan mask dari masing-masing perangkat untuk menentukan subnet dari kedua alamat IP host/perangkat tersebut.
Perangkat A: 172.16.17.30/20

Perangkat B: 172.16.28.15/20

Penentuan Subnet untuk Perangkat A:

172.16.17.30 - 10101100.00010000.00010001.00011110

255.255.240.0 - 11111111.11111111.11110000.00000000

-----------------| sub|------------

subnet = 10101100.00010000.00010000.00000000 = 172.16.16.0

Penentuan subnet dengan melakukan sebuah logika “AND” antara subnet mask dan alamat IP host. Dalam hal ini, Perangkat A berada pada subnet 172.16.16.0.

Penentuan Subnet untuk Perangkat B:

172.16.28.15 - 10101100.00010000.00011100.00001111

255.255.240.0 - 11111111.11111111.11110000.00000000

-----------------| sub|------------

subnet = 10101100.00010000.00010000.00000000 = 172.16.16.0

Dari hasil diatas, disimpulkan bahwa Perangkat A dan Perangkat B berada/memiliki subnet yang sama , yaitu 172.16.16.0.

Konfigurasi Vlan di Catalyst Switch dan Router Cisco



Langkah - Langkah di Catalyst Switch 1924:


Switch#config t
Switch(config)#vlan 10
Switch(config)#vlan 20
Switch(config)#interface e0/1
Switch(config-fi)#vlan-membership static 10
Switch(config-if)#interface e0/2
Switch(config-if)#vlan-membership static 10
Switch(config-if)#interface e0/4
Switch(config-if)#vlan-membership static 20
Switch(config-if)#interface e0/5
Switch(config-if)#vlan-membership static 20
Switch(config-if)#interface fastethernet0/26
Switch(config-if)#Trunk On
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#ip default gateway 10.1.1.1
Switch(config)# ip add 10.1.1.2 255.255.255.0


Langkah-langkah di Router ICT:
Router-ICT(config)#interface f0/0
Router-ICT(config-if)#description Terhubung ke Switch
Router-ICT(config-if)#exit
Router-ICT(config)#interface f0/0.1
Router-ICT(config-subif)#ip address 10.1.1.1 255.255.255.0
Router-ICT(config-subif)#encapsulation ISL 1
Router-ICT(config-subif)#exit
Router-ICT(config)#interface fastethernet0/0.10
Router-ICT(config-subif)#encapsulation ISL 10
Router-ICT(config-subif)#ip address 10.22.77.130 255.255.255.0
Router-ICT(config-subif)#exit
Router-ICT(config)#interface fastethernet0/0.20
Router-ICT(config-subif)#encapsulation ISL 20
Router-ICT(config-subif)#ip address 192.168.0.1 255.255.255.0

Konfigurasi Vlan di Catalyst Switch dan Router Cisco

Sulaeman Susanto © 2011 Design by:
The - Xtreme's